FRAUD TREE

Kecurangan atau penyimpangan (fraud) dapat diartikan sebagai suatu tindakan secara sadar atau tidak (kebiasaan) yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam melanggar aturan yang telah diterapkan untuk keuntungan pribadi. Dari definisi tersebut, kecurangan ini memiliki cakupan yang luas dan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang.
Menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), mencari atau menemukan penyimpangan dalam suatu perusahaan itu sulit sebab penyimpangan memiliki sifat dasar yang tertutup. Oleh karena itu, ACFE membuat suatu klasifikasi yang disebut “Fraud Tree”, yaitu sistem klasifikasi mengenai kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan di dalam suatu perusahaan.




Berdasarkan bagan diatas, fraud terbagi dalam 3 kelompok besar yaitu Corruption, Asset Misappropriation dan Fraudulent Statement. Dari 3 kelompok besar tersebut nantinya akan diklasifikasi lagi.

1. Corruption

Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang. Maka dari itu pelaku korupsi ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi. Contohnya bisa kita lihat sendiri pada banyak kasus yang terjadi di Indonesia. Biasanya koruptor tersebut merupakan pejabat negara atau instansi yang memiliki kewenangan tertentu. Terjadinya korupsi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:

·    Konflik Kepentingan.
Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, di antaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat dan keluarga beserta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.

·      Penyuapan. 
Praktek-praktek penyuapan sesungguhnya banyak terjadi dalam dunia bisnis di sekitar kita. Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari prosedur atau birokrasi yang terkesan berbelit-belit. Penyuapan ada berbagai macam bentuknya. Kickback meruapkan salah satu bentuk penyuapan dimana penjual menyerahkan sebagian dari hasil penjualannya. Prosentase yang diserahkan itu bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback mengganggap kickback yang diterimanya terlalu kecil maka dia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanann yang mampu memberi kickback yang lebih tinggi.

·       Illegal Gratuities 
adalah pemberian arau hadiah yang merupakan dalam bentuk terselubung atau sering disebut juga sebagai gratifikasi.

2. Asset Misappropriation (Penyimpangan atas asset)

Merupakan pengambilan asset secara illegal atau sering juga disebur sebagai penggelapan. Asset missappropriation biasanya dilakukan dengan 3 cara antara lain:
  
1)    Skimming
dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping.
2) Larceny
Berbeda dengan skimming, maka larceny yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree larceny ada 5 yaitu billing schemes, Payroll Schemes, Expense Reimbursement Schemes, Check Tampering dan Register Disbursement

Ø  Billing Schemes

adalah skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
           
Ø  Payroll Schemes
 adalah sekema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.

Ø  Expense Reimbursement Schemes.
Skema melalui pembayaran kembali-biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan. Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan melampaui melampaui uang mukanaya, ia akan meminta penggantian. Ada beberapa cara skema melalui reimbursement ini. rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran yang sebenarnya atau biayanya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran sebenarnya.

Ø  Check Tampering

Yaitu pemalsuan cek

Ø  Register Disbursement

adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register. Skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.

3) Fraudulent Statement (Pernyataan palsu)

Fraud yang berkenaan dengan penyajian laporan keuangan. Ada beberapa cara yang dapar dilakukan antara lain menyajikan asset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya dan juga menyajikan asset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya.

   3.  Fraudulent Statement  (Kecurangan Laporan Keuangan)

Kecurangan Laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat finansial atau kecurangan non finansial.




COSO FRAMEWORK





Konten dari COSO

Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:

1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
 Sangat menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap orang dalam organisasi tersebut. Didalam lingkungan internal ini termasuk, filosofi manajemen risiko dan risk appetite, nilai-nilai etika dan integritas, dan lingkungan dimana kesemuanya tersebut berjalan.            
Risk Management Philosophy – Risk Appetite – Board of Directors – Integrity and Ethical Values–         Commitment to Competence –Organizational Structure – Assignment of Authority andResponsibility – Human Resource Standards

2. Penentuan Tujuan (Objective Setting)
tujuan perusahaan harus ada terlebih dahulusebelum manajemen dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi mempengaruhi dalam pencapaian tujuan tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses untuk menetapkan tujuan dan tujuan tersebut terkait serta mendukung misi perusahaan dan konsisten dengan risk appetite-nya.
Strategic Objectives – Related Objectives – Selected Objectives – Risk Appetite – Risk Tolerances

3. Identifikasi Kejadian (Event Identification)
Kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus diidentifikasi, dan dibedakan antara risiko dan peluang yang dapat terjadi. Peluang dikembalikan kepada proses penetapan strategi atau tujuan manajemen.vents – Infl
 Event Interdependencies – Event Categories – Distinguishing Risks and Opportunities

4. Penilaian Risiko (Risiko Assessment)
Risiko dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampaknya (impact), sebagai dasar bagi penentuan pengelolaan risiko
Inherent and Residual Risk – Establishing Likelihood and Impact – Data Sources – Assessment Techniques – Event

5. Respons Risiko (Risk Response)
manajemen memilih respons risiko, menghindar, menerima, mengurangi, mengalihkan, dan mengembangkan suatu kegiatan agar risiko yang terjadi masih sesuai dengan toleransi dan risk appetite.
Evaluating Possible Responses – Selected Responses – Portfolio View

6. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk membantu memastikan respons risiko berjalan dengan efektif.
Integration with Risk Response – Types of Control Activities – Policies and Procedures – Controls over Information Systems – Entity Specific

7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
 Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang menjalankan tanggung jawabnya
Information – Communication

8. Pengawasan (Monitoring)
Keseluruhan proses ERM dimonitor dan modifikasi dilakukan apabila perlu. Pengawasan dilakukan secara melekat pada kegiatan manajemen yang berjalan terus-menerus, melalui evaluasi secara khusus, atau dengan keduanya.
Ongoing Monitoring Activities – Separate Evaluations – Reporting Deficiencies


PENGENDALIAN APLIKASI DAN PENGENDALIAN UMUM PADA SIA

Pada dasarnya, Audit Sistem Informasi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
1. Pengendalian Aplikasi (Application Control)
Tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian aplikasi.
2. Pengendalian Umum (General Control)
Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
1. PENGENDALIAN UMUM
Pengendalian umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi). Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:
a)      Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
b)      Pengendalian operasi.
Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
c)      Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d)     Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
2. PENGENDALIAN APLIKASI
Pengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang diterapkan perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik.
Macam Aplikasi
Aplikasi berwujud perangkat lunak, yang dapat dibagi menjadi dua tipe dalam perusahaan untuk kepentingan audit PDE:
·         Perangkat lunak berdiri sendiri
Terdapat pada organisasi yang belum menerapkan SIA dan sistem ERP, sehingga masih banyak aplikasi yang berdiri sendiri pada masing-masing unitnya. Contoh: aplikasi (software) MYOB pada fungsi akuntansi dan keuangan.
·         Perangkat lunak di server
Tedapat pada organisasi yang telah menerapkan SIA dan sistem ERP. Aplikasi terinstall pada server sehingga tipe struktur sistemnya memakai sistem client-server Client hanya dipakai sebagai antar-muka (interface) untuk mengakses aplikasi padaserver.
Macam Pengendalian Aplikasi
a.      Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.
b.      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
c.       Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.
d.      Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
e.        Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan anomali-anomali, seperti:
·         Anomali penambahan
·         Anomali penghapusan
·         Anomali pemuktahiran/pembaruan

Hubungan Pengendalian Umum dan Aplikasi
Hubungan antara pengendalian umum dan aplikasi bersifat pervasif. Artinya apabila pengendalian umum terbukti jelek, maka pengendalian aplikasinya diasumsikan jelek juga, sedangkan bila pengendalian umum terbukti baik, maka diasumsikan pengendalian aplikasinya juga baik.


Sumber :

http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/07/17/audit-sia-pengendalian-umum-dan-pengendalian-aplikasi/
http://ridhozulandra.blogspot.co.id/2013/10/sekilas-mengenai-coso-committee-of.html


Sistem Buku Besar Umum, Sistem Pelaporan Keuangan, 
dan Sistem Pelaporan Manajemen

                              Tiga sistem yang dibahas pada bab 8 dan saling berkaitan yaitu mengenai : sistem buku besar umum ( General Ledger System – GLS), Sistem pelaporan keuangan (Financial Reporting System- FRS), dan Sistem pelaporan Manajemen ( Management reporting system).  MRS memberikan informasi yang diperlukan manajemen untuk merencanakan dan mengontrol aktivitas bisnis. FRS memberikan informasi yang dibutuhkan pihak eksternal.  Perbedaan antara MRS dan FRS yaitu : 1. Buku besar umum, merupakan data primer bagi FRS sedangkan MRS dapat mengambil data keuangan dan non keuangan dari kegiatan operasional serta dari data buku besar umum, 2. Pelaporan keuangan FRS, sifatnya wajib (mandatory), sedangkan MRS sifatnya bebas (discretionary) yang artinya baik isi, waktu, format tidak ditentukan oleh suatu badan seperti IRS,SEC, maupun AICPA.
 Sistem Buku besar umum (GLS)  merupakan suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Kumpulan transaksi yang berasal dari jurnal khusus maupun buku besar pembantu akan mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber input untuk GLS dan MRS. Di dalam GLS terdapat voucher jurnal yang merupakan dokumen yang mewakili transaksi serupa/ satu transaksi unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang dipengaryhi. Selain itu terdapat Database GLS yang terdiri dari : File transaksi, File induk, File referensi, File arsip.

File induk buku besar umum , merupakan file utama dalam database GLS. FRS mengambil file induk GLS untuk membuat laporan keuangan, MRS mengunakan file ini untuk mendukung kebutuhan informasi internal.  File sejarah buku besar umum, memiliki format sama dgn buku induk GLS dan memiliki tujuan utama yaitu untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis historis. File voucher jurnal, merupakan total voucher jurnal yang diproses pada periode saat ini. File voucher jurnal historis, berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu

 Sistem pelaporan keuangan (FLS) memberikan informasi bagi pihak eksternal dengan standart yang telah ditetapkan oleh hukum dan profesional. Pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditur, pemerintah sebagai pengguna informasi keuangan memerlukan informasi yang memungkinkan mereka mengamati trend-trend organisasi yang berbeda, sehingga informasi laporan keuangan harus disajikan dengan cara yang diterima umum dan dapat dipahami oleh pihak eksternal. Output yang paling umum dari FRS adalah laporan keuangan (yang berdasarkan file induk buku besar umum), yang nantinya dikirim kepada pihak eksternal . Selain itu, FRS juga menghasilkan laporan analisis keuangan, laporan keuangan komparatif, pengembalian pajak.

Proses akuntansi keuangan yang dimulai dari siklus transaksi, memiliki 3 tahap yang berbeda. Setiap tahap melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem informasi : 1. Prosedur harian, seperti mencatat transaksi harian di dokumen sumber, kemudian mencatatnya di jurnal khusus, memposkan transaksi ke buku besar pembantu, dan menyiapkan voucher jurnal;  2. Prosedur akhir periode, yaitu voucher jurnal dimasukkan ke buku besar umum secara periodik ; 3. Prosedur laporan keuangan, menganalisis akun-akun buku besar umum dan langkah-langkah yang mengarah ke laporan keuangan (persiapan neraca saldo, ajp, jurnal pebutup, dan sebagainya).

Sistem pelaporan manajeman (MRS) merupakan sistem pelaporan yang mengarahkan perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan tepat waktu dan mempromosikan efektivitas manajemen yang dapat mendukung tujuan bisnis organisasi. Terdapat beberaba faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi manajemen seperti : 1. proses pengambilan keputusan ; 2. prinsip-prinsip manajemen; 3. fungsi,level dan jenis keputusan manajemen ; 4. struktur masalah ; 5. jenis laporan manajemen ; 6. akuntansi pertanggungjawaban ; 7. pertimbangan perilaku.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan terdiri dari : mengidentifikasi masalah à Dalam memecahkan suatu masalah, seorang manajer  harus mengidentifikasi kasusnya melalui analisis sebelum menentukan pemecahannya; mengevaluasi solusi alternatif à yaitu mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua opsi yang layak pada saat menghadapi tindakan-tindakan alternatif ; mengimplementasikan solusi yang terbaik à dalam tahap ini, pengambil keputusan harus mempertimbangkan semua sumber daya yang perlu untuk mengimplementasikan keputusan tersebut ; melakukan pemeriksaan pasca-implementasi à bertujuan untuk menentukan apakah keputusan dan proses pengambilan keputusan sudah tepat. Dalam hal ini, MRS berperan penting dalam tahap pemeriksaan pasca-implementasi dengan mencatat kinerja dta, melakukan analisis, dan melaporkan kesuksesan proyek.

Prinsip-prinsip manajemen yang langsung mempengaruhi MRS adalah : Formalisasi pekerjaan à bertujuan untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan eksistensi berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu ; Tanggung jawab dan otoritas à dalam implikasinya untuk MRS, prinsip tanggung jawab dan otoritas mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana imformasi mengalir ; Jangkauan kontrol à yaitu kemampuan seorang manajer merujuk ke jumlah bawahan yang langsung di bawah kontrolnya.

Fungsi dalam manajemen melputi : Fungsi perencanaan manajemen à  berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang aktivitas-aktivitas akan datang dari organisasi, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Fungsi kontrol à memastikan bahwa aktivitas-aktivitas suatu perusahaan sesuai dengan rencana, hal tersebut bisa diikuti dengan proses evaluasi kegiatan operasional yang dibandingkan dengan standar yang sebelumnya sudah ditetapkan dan mungkin perlu tindakan perbaikan.
Keputusan manajemen meliputi : Keputusan perencanaan strategis, seperti menetapkan tujuan ; Keputusan perencanaan taktis, seperti seorang manajemen bagian menengah membuat keputusan yang spesifik dan berulang ; Keputusan kontrol operasional, fokusnya lebih sempit daripada keputusan strategis dan taktis karena lebih memperhatikan pekerjaan operasi rutin.

Struktur masalah merefleksikan seberapa baik pengambil keputusan memahami masalah tersebut. Struktur masalah meiliki 3 elemen, yaitu : Data, merupakan  nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut ; Prosedur, merupakan urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah ; Tujuan, merupakan hasil yang ingin dicapai pengambil keputusan dengan memecahkan masalah tersebut. Masalah tidak terstruktur terjadi ketika ketiga eleman tersebut tidak diketahui secara pasti. Masaklah seperti itu biasanya kompleks dan melibatkan pengambil keputusan pada situasi yang spesifik.

Lalu, terdapat beberapa jenis-jenis laporan manajemen yaitu : 1. Laporan yang diprogram, yang memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pemakai ; 2. Laporan khusus (Ad Hoc Reporting), yang memberikan informasi baru terkait adanya masalah-masalah yang muncul. Setelah itu, sebagian besar pelaporan manajemen melibatkan akuntansi pertanggungjawaban yang berimplikasi bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi organisasi adalah tanggung jawab dan dapat dilacak oleh manajer individual. Informasi yang berlebihan dan ukuran kinerja yang tidak tepat merupakan 2 hal yang harus dihindari agar menghasilkan MRS yang baik.

Akuntansi pertanggungjawaban berimplikasi bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi organisasi adalah tanggung jawab dan dapat dilacak ke manajer individual. Arus informasi dalam sistem pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke bawah melalui saluran informasi . Arus informasi yang ke atas dan kebawah mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban: 1. Menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer ; 2. Melaporkan dan mengukur kinerja aktual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut.

Penerapan secara benar pada prinsip-prinsip manajemen seperti otoritas, tanggunng jawab dan formalisasi pekerjaan akan mempromosikan keserasian tujuan (goal congruence). Sistem pelaporan manajemen yang tersusun rapi, berperan penting dalam mempromosikan dan mempertahankan keserasian tujuan. Dua hal yang menyebakan seorang manajer bertindak disfungsional yaitu : Informasi yang berlebihan, dan Pengukuran kinerja yang tidak tepat.


Sumber : Sistem Informasi Akuntansi, Buku 1. James A Hall






                Accounting Information System (Sistem Informasi Akuntansi) merupakan sistem akuntansi yang pengolahan datanya dapat dilakukan secara manual maupun dengan menerapkan teknologi komputer (terkomputerisasi). AIS mengumpulkan data-data berupa transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan seperti : transaksi pembelian, transaksi penjualan, transaksi pengeluaran kas maupun transaksi penerimaan kas. Selanjutnya, dari transaksi-transaksi tersebut dapat dikategorikan sebagai data mentah yang belum diproses yang nantinya akan menghasilkan laporan keuangan.

                AIS memiliki hubungan dengan akuntansi karena AIS memudahkan pengolahan data akuntansi yang nantinya menghasilkan laporan keuangan dengan cara yang efektif dan efisien. Hal tersebut terjadi dikarenakan AIS telah menerapkan penggunaan teknologi komputer dengan proporsi yang lebih besar apabila dibandingkan dengan pengolahan secara manual.

                Output dari AIS yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan bagi pihak eksternal, sedangkan informasi akuntansi manajemen bertujuan untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak internal dalam organisasi, seperti : pihak manajer.
Powered by Blogger.